Dari Ujung Timur Indonesia, Lahirlah Para Agripreneur Muda dengan Omzet Milyaran Rupiah

By Admin

Agripreneur muda pengelola USB Manokwari (foto: Estugraha)   

nusakini.com - MANOKWARI - Pertumbuhan entreprenuer (wirausahawan) muda pertanian Indonesia semakin terus menggeliat. Hal tersebut bahkan juga terlihat di ujung paling timur Indonesia, Papua. Anak-anak muda dengan gairah kecintaan yang besar pada dunia pertanian mulai merambah dan mendedikasikan diri dalam gerak transformasi pertanian tradisional menuju pertanian agriindustri.

Mereka, anak-anak muda mahasiswa ini menangkap peluang dari Program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) yang merupakan program baru dari BPPSDMP Kementan dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia pertanian yang terdidik serta mendorong mahasiswa untuk mau menjadi agripreuner.

Salah satu kisah tentang anak-anak muda, mahasiswa yang mampu berhimpun dan bertumbuh menjadi agripreneur milenial ini adalah Octavia Sri Handayani, seorang mahasiswi Peternakan Semester V pada Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari, Papua Barat. 

Bersama rekan-rekan sesama mahawiswanya yakni Saputri Anjar Wati, Muhammad Nasrul, Agus Suprianto, Nurul Syaifuddin dan Yason Manggaprow, Octavia Sri Handayani mendirikan Usaha Ternak Ayam Broiler dengan nama Utami Super Broiler (USB) di tahun 2017 lalu. Dengan bermodalkan 15 juta bantuan dari program PWMP Kementerian Pertanian, mereka membuat kandang di kampus mereka, di kompleks Polbangtan Manokwari. 

Dengan membangun kandang dan membeli bibit ayam broiler ke Surabaya dan Makassar, mulailah mereka melakukan usaha peternakan dengan 100 bibit ayam. Sebulan kemudian mereka mulai panen awal dan bergerak memasarkan hasil ternaknya.

Dari penjualan ayam broiler hasil panen awalnya ini, mereka mendapatkan keuntungan bersih Rp. 2.700.000. Hasil penjualan beserta keuntungannya ini mereka investasikan kembali dengan membeli bibit ayam broiler untuk diternakkan kembali 

Dengan kerja keras dan keuletan yang militan, usaha peternakan ayam Utami Super Broiler semakin kinclong. Jumlah keuntungan yang diperoleh semakin meningkat. 

Menurut Octavia, laju pertumbuhan usaha peternakan mereka meningkat cepat banyak disebabkan karena mereka secara kreatif mampu mengadopsi model pemasaran yang efektif, efisien serta memanfaatkan perkembangan teknologi digital yang ada. “Kami menerapkan model marketing melalui media on line dan juga langsung menawarkan produk kami melalui door-to door. Dari rumah ke rumah”, kata Oktavia ketika ditemui nusakini.com di Manokwari, Papua Barat, Jumat (7/9/20198)

Dengan prospek usaha yang demikian bagus, menjadikan beberapa investor mulai melirik usaha mereka. Tidak tanggung-tanggung, hanya berselang beberapa bulan berjalan, seorang investor mengajak mereka bekerja sama dan menanamkan investasi untuk usaha mereka. Jumlah investasi yang ditanamkan demikian besar, Rp.1 Miliar.

“Dengan modal sebesar itu, kami kemudian mengembangkan usaha dengan membuat kandang lebih besar di lahan pak Ery (investor -red). Kandang lebih besar tersebut bisa menampung 12.000 ayam dengan kerjasama bagi hasil Pembagian hasilnya 60-40%. 60% untuk investor dan 40% untuk USB. Kerjasama ini sudah berlangsung selama setahun”, tutur Octavia.

Hasil keuntungan melalui kerjasama ini benar-benar menggiurkan. Dalam setahun, usaha peternakan mereka telah mampu meraup meraup keuntungan bersih sekitar 300 juta per tahun.

Bukan hanya itu USB yang dikelola anak-anak muda ini, juga mulai aktif membina entrepreneur pemula lain yang ingin beternak ayam broiler ini, 

“Contohnya pak Yotam Aruri seorang ASN Kementerian Kehutanan yang membuat kandang ayam di halaman belakang rumahnya”, kata Octavia.

Pembimbingan mereka mencakup menyediakan pakan ternak ayam dan juga membimbing dalam perawatan ayam dan membantu memasarkan ternak. 

“Pola kerjasama kami dengan mereka adalah dengan mengambil keuntungan 5 ribu per ekor dari hasil penjualan pak Yotam”, ujarnya.

Menurut Octavia, Ini jadi proses pembelajaran bagi mereka, bagaimana mengelola suatu usaha dan membagi tugas kerjaan antara mereka. Dengan hasil yang jelas mereka semakin bersemangat untuk mengembangkan bisnis tersebut, dan ini sebagai modal saat mereka lulus kelak. 

Kisah tentang kesuksesan usaha peternakan yang dilakoni Octavia dan kawan-kawannya ini mampu menjawab bila dunia pertanian adalah lahan yang demikian cerah untuk meraih kesejahteraan di masa depan. Lahirnya calon-calon agripreneur milyarder muda terbentang luas dan komitmen Kementerian Pertanian di bawah nakhoda Andi Amran Sulaiman untuk terus memciptakan generasi baru petani yang modern layak diapresiasi.* (eg/ma)